Beri Aku Kesempatan

Rasa-rasanya baru kemarin aku merasakan bahagia dalam kebersamaan. Rasa-rasanya baru kemarin senyum ini terus terpancar. Rasa-rasanya baru kemarin tawaku berpendar. Tapi lama berselang rasa-rasa itu tak dapat lagi aku genggam. Apakah aku tak lagi dibutuhkan? Apakah aku tak lagi diharapkan? Aku hanya ingin meminta maaf. Kalau memang kehadiranku saat ini tak lagi diharapkan. Tapi cobalah beritahu aku kenapa. Ketahuilah hati ini terus bertanya-tanya dan terus berprasangka-sangka, aku tak mampu menjawabnya aku tak mampu mengatasi rasa ini. 

Saat ini aku berusaha melawannya, melawan rasa yang menyayat hati. Tapi beginilah diriku yang selalu "kebingungan" dengan apa yang selalu mengganggu perasaanku. Kadang aku bertanya apakah ini muncul hanya karena perasaan yang aku ciptakan sendiri dengan tanpa sadar atau bagaiamana, ini menghantuiku. Aku tak mau munafik dengan perasaanku ini, dengan sakit ini. Apakah aku terlalu berlebihan mengatakan hal ini adalah sebuah kesakitan untukku? Aku rasa tidak, karena memang aku selalu kesakitan ketika bertemu dengan hal seperti ini. Kesakitan inilah yang takku harapkan, kesakitan inilah yang selalu ingin aku hilangkan. Pernah aku ingin menjauh dari dunia ini, menjauh lalu menemui kedamaian abadi, jauh dari kesakitan jauh dari ketakutan. Tapi Tuhan selalu menenangkanku, selalu memberikanku harapan, harapan untuk memperbaiki diri. 

Ayolah aku tak mau terus terbelenggu rasa ini, aku ingin bahagia lagi bersama. Aku ingin tersenyum seharian bersama. Aku ingin berbagi canda bersama. Aku ingin aku ingin aku ingin...Sudahlah aku ingin kembali bahagia seperti dulu tapi dengan diriku yang lebih baik. Aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki diri, aku mohon beri aku kesempatan berbahagia lagi bersama. Aku akan merubah diriku lebih baik untuk kalian, kawanku.

iSam