Ini bukan perjalanan biasa. Ini adalah perjalanan "melawan" alam. Dimulai dengan menyusuri jalanan yang masih tertutup pasir erupsi hingga bertemu dengan badai pasir di radius 15 km dari puncak gunung kelud. Jujur aku mengatakan, ini adalah kali pertama aku merasakan dan mengalami sebuah bencana alam. Iya, bencana alam yang tak pernah aku duga sebelumnya dan tak pernah aku sangka akan aku alami. Bukan hanya aku, tapi juga teman-temanku dan semua orang yang terkena dampak bencana ini hingga ratusan kilometer jauhnya dari kotaku.
Jumat malam kemarin, kakakku menerima informasi bahwa ada satu kecamatan di radius 15 km dari puncak kelud belum mendapat cukup bantuan. Kecamatan Kepung, itulah tepatnya. Kabarnya, hingga sore kemarin banyak pengungsi yang belum mendapat masker dan makanan yang cukup. Beberapa teman kakakku yang menjadi relawan disana sudah melaporkan ke SATKORLAK terdekat, namun belum juga mendapat tanggapan. Hingga akhirnya aku dan beberapa temanku berinisiatif untuk membantu sedikit. Aku mencoba menghubungi salah seorang temanku yang kebetulan dirumahnya ada usaha katering. Syukur, dia bisa membantu. Lalu aku juga menghubungi beberapa temanku, mereka juga memberikan air mineral dan beberapa bantuan lainnya. Alhamdulillah seorang guru PPL Al Quran Hadist dari UIN Maliki Ibrahim Malang yang sungguh luarbiasa semangatnya turut membantu juga hari ini, pak Badrus namanya.
Dengan mengendarai kendaraan roda empat, aku dan beberapa temanku dibawah kendali kakakku nomer 3 berangkat menuju kecamatan kepung dengan membawa sedikit bantuan. Disepanjang perjalanan debu pasir erupsi gunung kelud masih terus menyelimuti dan menghiasi perjalanan kami. Ditengah perjalanan, kami mendapat informasi bahwa telah terjadi lahar dingin disana. Wah, ini menarik tapi kakakku malah panik. Dia menginstruksikan kalau kita sudah sampai disana dan telah menurukan bantuannya, maka kita harus segera kembali karena keadaan yang mungkin berbahaya. Ketika kami sampai di kantor kecamatan kepung, badai pasir erupsi gunung kelud menyambut kami "dingin". Disana aku mencoba menghubungi salah seorang relawan yang kebetulan rekan kerja kakakku, lalu kami melaporkan bantuan apa saja yang diturunkan di posko logistik. Tak berselang lama, satu truk bantuan makanan instan dari Pemprov Jawa Timur datang. Ini adalah satu momen yang dapat kita manfaatkan untuk sedikit menyumbangkan sedikit tenaga kita. Ini ada beberapa cuplikan kisah kita hari ini :
Penuh sesak tapi tetap semangat untuk berbagi
Menunggu truk bantuan dari Pemprov Jatim didepan posko logistik Kecamatan Kepung
Keadaan saat akan terjadi badai pasir
Sanggar Bhakti Kecamatan Kepung
Para relawan yang turut membantu menurunkan bantuan logistik
Tetap semangat ditengah hembusan badai pasir yang beterbangan
Dapur umum pengungsian posko kecamatan kepung
Ini nih badai pasir, mungkin nggak terlalu keliatan pas dijepret
Awan mendung, sebentar lagi hujan lebat akan turun
truk pembawa bantuan logistik dari Pemprov Jatim
Ini M Riza Septyawan ketua PMR Wira MAN 3 Kediri yang turut ikut membantu ke kecamatan kepung
Kiky Zakia biasa dipanggil OM, walau dia seorang wanita tapi jiwa lelakinya patut diacungi jempol !!
Ini nih kuda besi yang aku dan temen-temenku naiki dalam petualangan hari ini. Berasa jadi mobil ofroad haha
0 komentar:
Posting Komentar