Respect.
Own Your Self.
Inclusive.
Smart.

Senin, 17 Desember 2018

Semester Tujuh Dipenghujung Waktu

rois
Semester Tujuh Dipenghujung Waktu

Pembangunan Audit FMIPA,  keinget hutan rimbun samping Biokim :(

            Tiga tahun lalu, pertama kali dalam hidup gue menginjakkan kaki di bumi Dramaga, Bogor Jawa Barat. Tidak pernah bermimpi akan pergi sejauh ini, dari sebuah kota kecil bernama Kediri. Hanya saat itu gue ngga punya pilihan lain di univ-univ yang banyak orang sarankan di daerah Jawa Timur, entah bagaimana IKK dan IPB menarik gue sampai titik sejauh ini.
            Hari ini (17/12), masuk di minggu terakhir kuliah semester 7 yang artinya minggu terakhir gue kuliah yang literally di kelas, kepala berasep pas praktikum, atau nahan-nahan ngantuk di kelas karena semalem begadang rapat, ngerjain tugas, atau latihan-latihan buat acara fakultas departemen. Ya, banyak hal yang menjadi terakhir di penghujung tahun 2018 ini. Sama halnya dulu saat pertama kali ke Bogor, banyak hal pertama yang gue alami juga. Masih kebayang dulu gue gimana polosnya di asrama ketemu bocah-bocah ajaib di Lorong 10 Asrama Putra C1. Bocah-bocah ajaib yang bikin gue selalu nyaman survive di awal-awal tahun di IPB. Banyak hal “pertama” yang gue lakuin bareng mereka. Kuliah pertama, UTS pertama, UAS pertama, nyobain soto mie Bogor pertama, naik KRL pertama, sahur-buka-puasa pertama, belajar fasih ngomong lu-gue pertama, dst. Dan hari ini, sampailah di titik gue akan banyak merasakan hal-hal “terakhir” di IPB. Mulai dari nge-BEM terakhir, rakab terakhir, ramen terakhir, foto angkatan terakhir, kuliah terakhir, praktikum terakhir, terakhir terakhir dan terakhir yang sebenernya gue ga pengen ini semua menjadi akhir.
            Awal dan akhir memang sebuah keniscayaan yang kita sebagai awam hanya bisa bungkam ketika semua akhir telah datang. Sebuah keniscayaan karena memang semua akan berakhir, yang pernah awal akan bersua dengan akhir. Jadi inget nasehat dari salah satu panutan di kampus, mas Fahrizal Amir Sang Wapresma yang menurut survey khalayak mayoritas KM IPB, 60 persennya tidak mengenal beliau, namun nasehat-nasehatnya buat gue inshaa Allah selalu membekas. “Jangan sampai menyesal, karena tidak maksimal” nasehat ini gue inget banget waktu itu pas riweuhnya gue jadi PJ Kaleidoskop dan penyusunan branding #KITAUdahan tahun 2017. Sebenernya mungkin banyak orang menilai nasehatnya normatif, tapi buat gue ini mendalam. Ada banyak pesan di satu kalimat sederhana itu, yang sederhananya menguatkan.
            Setelah kembali lagi flashback gimana lika-likunya gue bertahan, dari yang awal-awal masuk kuliah yang ekonomi keluarga sempet kena badai, dan cerita-cerita lainnya. Ngga ada satu hal lain yg harus gue lakuin selain bersyukur. Ya, bersyukur atas semua kebaikan Allah atas doa-doa malam yang ngga pernah lepas dari Abah-Ibuk. Meskipun sering banget dinasehatin buat bangun malem tahajud, dan guenya sendiri masih susah buat ngejalaninnya :(. Bersyukur gue bisa punya kesempatan buat kuliah di IPB, ketemu panutan-panutan mencerahkan, ketemu bocah-bocah ajaib produk kearifan lokal Sabang-Merauke. Hidup bareng se-kontrakan sama orang-orang receh ambis andalan departemennya, yang pertama kali gue kenal juga dari Lorong 10 Asrama Putra C1. Ketemu sama manusia-manusia rempong IKK 52 yang juga selalu menguatkan dan sempat mengejutkan dengan memberikan amanahnya yang tidak main-main di awal-awal masuk departemen. Abang-abang kakak-kakak OMI 2016, panutan BEM KM 2016 2017 2018, kating-kating inspiratif yang sampe sekarang selalu baik sama gue, alumni-alumni IPB yang engga henti-hentinya menjadi trigger buat gue maju, dan semuanya. Buat orang-orang yg selama ini mengkritik dan menggunjing terima kasih banyak udah bantu gue jadi kuat.
            Rasanya banyak banget hutang budi gue buat IPB, banyak banget yang udah IPB kasih buat gue, sampe se-sayang dan cinta ini gue sama IPB. Ada janji dalam hati untuk almamater tercinta ini. Ya, semoga suatu saat nanti bisa terwujud. Untuk kamu yang punya mimpi, ayo kita jaga bara apinya untuk menuntun kita sampai pada titik nyata nantinya :)


Bogor, 17 Desember 2018 | Dramaga Cantik, Blok N 29. 

Senin, 25 Desember 2017

Bahasan Dewasa Muda

rois

Sebenernya ada banyak hal yang udah terlewati tapi ngga terdokumentasi dalam bentuk tulisan. Banyak pelajaran, banyak pemikiran-pemikiran yang membekas menjadi hati, yang aku sendiri luput menjadikannya abadi.

Hari ini aku mau sharing tentang pemikiran yang kadang tiba-tiba muncul di usia dewasa muda (let say, yang baru masuk usia 20 tahun). Kalo kata Santrock (ni orang emang sering disebut di matkul-matkul kuliahku), masa dewasa muda tuh masa transisi peran sosial, transisi pemikiran, transisi intelektual dan transisi fisik. Pada masa ini, manusia tahap dewasa muda ini emang lagi belajar menggunakan kebebasan yang mereka punya. Tapi kalo menurutku, dengan kebebasan yang istilahnya uda di genggaman ini, kalau mau memutuskan sesuatu jadi makin terasa rumit dan riweuh. Contohnya aja kayak aku kemarin, entah kenapa rasanya beda banget kayak pas mutusin buat daftar BEM KM tahun lalu sama tahun sekarang. Tahun lalu aku emang pengen banget masuk BEM KM, dan meskipun saat itu sedang dan baru hangat-hangatnya memikul sebuah amanah baru, rasanya tidak sepusing yang kemarin ini. Entah kenapa. Dan untuk akhirnya minta saran ke kakak. Kebetulan dia dulu juga aktif jadi BPH di BEM KM kampusnya, ITS. Jadi aku rasa dia pas buat diajak ngobrol masalah ginian, yang biasanya ngobrolin masalah makanan atau calon istri berubah jadi obrolan masalah organisasi. Yes, walaupun percakapan lewat whatsapp malam itu lebih kurang 1 jam, dari dia pulang kerja, makan sampe nyuci piring kelar dan aku hanya goleran di kasur sambil megang bolpen buat nulis notes, akhirnya aku tercerahkan. Malem itu juga aku memutuskan buat daftar, ngisi form, ngirim file berkas dan yaak selesai. Sampai sekarang aku sendiri heran, kenapa aku bisa seyakin itu?

Pas banget kemarin aku ditanya sama temen. "is, emang lu mau ga pacaran sampe kapan?" Seketika aku tertohok dan bingung mau jawab gimana. Trus aku jawab aja, "sampai gue ketemu sama dia yang pas aja, pas waktunya, pas orangnya, yang pas aja pokonya hehe?" Temenku cuman ngangguk-ngangguk dan senyum trus lanjutin nonton filmnya. Gara-gara itu aku jadi mikir, siapa yaa kira-kira hmm. Emang bahasan dan topik pembicaraan temen-temenku hari ini ga jauh dari bahasan, sekarang uda semester 5, bentar lagi mau tingkat akhir, kalo udah lulus mau lanjut S2 apa kerja dulu atau langsung nikah. Trus orang yang kek gimana si yang bakalan jadi partner seumur hidupmu nanti. Ada juga yang buat count down, "2 tahun lagi atau 1 tahun lagi kamu duluan apa aku dulu?" Yak semacam inilah topik-topik hangat bahasan manusia-manusia dewasa muda macem aku ini.

Buat kamu yang sedang ada di masa ini, yuk kita sibukkan diri buat upgrade diri, perbanyak jejaring, dan perbanyak belajar. Semoga kita jadi manusia yang tidak tersia-siakan waktunya.















Minggu, 15 Maret 2015

Parenting Classes for Teenage

rois





Teenage is that period of life where innocent children live in their fantasy world. They love to explore everything life has to offer, without thinking about the consequences. Some of their acts many lead them with scares that can never be healed throughout their lifetime.

In today’s world scenario, we see many teens expressing their desires on chat shows and interviews of having a baby. This is becoming very dangerous to our society; sex is being experimented more and more at an early age. The percent of children having sex at teenage is increasing in many countries especially the developed countries. And for your information, an institution which concern on children in Indonesia (KPAI) has been released a data that 62,7 % students are ever having sex. This survery was done toward 4.500 students around 12 big cities in Indonesia and it’s so pathetic right? There are many consequences such as unwanted pregnancy, resulting in increasing rates of abortion, depression and sadness, feeling of loneliness etc.

Teaching teens about parenting is a great idea. This is a good way of showing teens the reality of life, which makes them understand the difference between fantasy and reality.

Taking parenting classes will make them realize it’s important to be self-sufficient, or have a career or be financially secured before even thinking of having a baby. And this also protects teens from unprotected sex. This will also help them in developing more respect for their parents. They will realize how much their parents have been through in the process of raising them. They will understand the responsibility that comes with having a child. Parenting classes can prevent teen from unsecured sex and even the thought of having a child at an early age. 

We see that many young child doesn’t know how to behave at different places, it is not his fault rather his parents , who never tries to inculcate good behaviors in their children. Thus even a parent should be encouraged to take parenting class, which will help them in bringing up their child in the right way.

Thus parenting classes will be beneficial for both teens and parents. It will help in the development of an individual resulting in the development of a society and the world at large.

Inspired by : UK debates

#iSam

Sabtu, 14 Februari 2015

Ngapain sih??

rois
(ilustrasi dari : bossip.com)

Manusia diciptakan Tuhan bersama fitrahnya. Dan salah satu fitrah manusia adalah untuk hidup bersama, saling tolong-menolong. Sok serius banget ya, sebenernya kali ini aku cuman mo sedikit berbagi kisah, sst baca bener-bener ya hehe.

Ini kisahnya...

Pernah ngga bertanya-tanya dalam diri sendiri, ngapain sih sebenarnya kita ada di dunia ini? Ngapain sih Tuhan kasih kesempatan kita buat ngehirup nafas sampe selama ini? Atau semua pertanyaan yang mengarah kepada satu pertanyaan, APA SIH YANG SEBENERNYA KITA CARI SELAMA INI? Nih kalau sampe baris ke 10 ini kalian njawab NGGAK atau NGAPAIN JUGA TANYA KAYAK GITU, NGGAK PENTING...bla bla. Emang bener sih ngapain juga tanya-tanya kayak gituan, bukannya nemu jawaban pasti tapi malah tambah bingung jadinya. Semakin kita mencari dan bertanya-tanya semakin pusinglah kita dibuatnya. Tapi kembali lagi, Tuhan memang luarbiasa menciptakan manusia dengan diberi kemampuan untuk memilih. Itulah kenapa Tuhan ciptakan surga-neraka dan itulah kenapa ada orang baik-jahat, dan lain sebagainya. Dan aku yakin pasti ada yang pernah mikir ato bertanya-tanya, NGAPAIN TUHAN CIPTAIN MANUSIA, TOH NANTI TUHAN TAU ADA YANG JAHAT DAN GA TAAT? Da's the secret of life kalo aku boleh bilang. Gimana ngga rahasia coba, ngga ada satupun yang tau lho kecuali Tuhan yang Maha Tau. Emang sih itu rahasia hidup dan cuman Si-empu-Nya hidup yang tau kenapa. Tapi coba kita renungkan sejenak, tarik nafas yang dalam lalu pikirkan kenapa? Sudah nemu jawabannya? Eh iya jangan lupa dikeluarin lho ntar lupa hehe. Gimana uda lega? Eh, ngga maksudnya uda pada nemu jawabannya? Aku curiga nih kalo kalian diem aja terus bengong bacain tulisan ini. Oke oke, insyaAllah aku coba jawab satu-satu, kalo ada yang kurang bisa ditambahin di comment bawah.

Pastinya uda pada sering denger kan di pengajian atau ceramah-ceramah agama kalau manusia diciptain Tuhan buat beribadah kepada-Nya? Aku yakin kalian uda pada tau. Nah terus kenapa masih aja banyak yang ngga mau denger atau sengaja buat ngga ngedenger. Kembali lagi keatas, Tuhan ciptain kita buat bisa milih. Semua itu adalah pilihan, kita pilih mau denger ato tidak dan Tuhan juga kasih pilihan lho jangan lupa, Tuhan kasih pilihan kita mau tinggal di surga apa neraka? Udah selese, kita pilih yang mana terserah, itu lah enaknya jadi manusia, coba kalo jadi ban mobil? Pasti kebayang ga tuh sakitnya. But anyway, ngapain sih Tuhan kasih kesempatan kita buat ngehirup nafas sampe selama ini? Kalian tau ngga kenapa, sama aku juga ngga tau hehe tapi akan aku coba jawab. Sebenernya Tuhan kasih waktu yang selama ini buat kita mikir, (mikir apa?) Mikirin hal-hal kayak gini ini. (Biar apa?) Biar kita tambah bersyukur. (Kalo udah?) Kalo kita uda mikirin hal-hal yang kayak gini terus udah bersyukur gue jamin deh, hidup kalian bakalan lebih tenang, (loh kalo kayak gitu jadinya kita ga ada hasrat lagi dong buat ngeraih mimpi?). Bukannya gitu, kita harus tetep berusaha buat ngeraihnya. Kalo kata temenku "berambisi tapi tidak ambisius", menurutku ini bener banget kita hidup harus punya ambisi (visi) dan harus ada usaha buat mencapainya tapi teteeup jangan arogan dan ngehalalin segala cara buat ngeraihnya alias ambisius. Gimana?? uda pada paham belom?

 Oke, makasih buat yang uda nyempetin waktunya buat baca artikelku kali ini. Semoga bisa ngasih pencerahan buat kalian-kalian yang pada bingung atau yang lagi cari-cari jati diri persis kayak ababil-ababil. Bye bye

#iSam


Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Templatelib