Jumat, 31 Oktober 2014

Pemimpin Tahan "Bully"er

rois
(detik.com)
Mengkritisi pemerintah merupakan suatu hal yang wajar di era kebebasan berpendapat seperti jaman sekarang. Namun suatu hal yang tidak wajar jika kritik disampaikan dengan cara-cara yang tidak etis. Jaman sekarang ini orang sudah sangat "kreatif" dalam menyampaikan aspirasi mereka. Aksi jahit mulut hingga bertelanjang badan dan turun ke jalan sudah membumi sekarang. Nah, disinilah saya bingung dengan jalan pikiran mereka. Dengan sengaja mereka medzolimi badan mereka. Apa yang sebenarnya mereka pikirkan? Apakah dengan cara-cara itu pemerintah akan merasa iba, kasihan atau bahkan sebaliknya. 

Di era digital seperti sekarang ini, mengkritisi pemerintah bisa dilakukan dengan lebih mudah dan tak perlu mengeluarkan banyak energi untuk berpanas-panasan di jalan. Kritik bisa disampaikan tanpa ada batasan-batasan. Tanpa harus memikirkan jarak yang jauh atau biaya yang nantinya dikeluarkan. Dengan satu kali klik saja, aspirasi yang kita sampaikan dapat didengar dan diketahui banyak orang di dunia. Namun satu hal yang perlu kita sesali di era kebebasan berpendapat seperti sekarang, khususnya di Indonesia. Kita semua mengetahui bahwa ada seorang tukang sate yang "menghina" presiden baru kita, Bapak Ir. H Joko Widodo dan saat ini dia dipenjara akibat tindakannya. Menurut saya ini adalah satu bentuk kemunduran bagi kebebasan berpendapat di Indonesia. Ada satu artikel yang saya kutip dari http://boomee.co/2014/10/heboh-penangkapan-tukang-tusuk-sate-penghina-jokowi 

"Sejak Selasa (28/10) di linimasa Twitter banyak diperbincangkan berita penahanan MA (24) pemuda asal Ciracas, Jakarta Timur di Markas Besar Polisi Republik Indonesia karena dituduh menghina Presiden Joko Widodo di media sosial Facebook. Penahanan tukang tusuk sate ini telah dilakukan sejak Kamis (23/10). Penahanan MA ini membuat memunculkan pro dan kontra di kalangan pengguna Twitter. Penahanan MA mengingatkan sebagian orang dengan aksi-aksi penangkapan di era Orde Baru."

Penghinaan ini bukanlah suatu hal yang istimewa, namun yang menjadikannya istimewa adalah akibat dari perilakunya. Pemenjaraan yang dilakukan oleh Polri menurut saya satu hal yang berlebihan. Apakah mereka sudah tak lagi memiliki cara lain untuk menyelesaikan perkara ini dengan cara yang lebih bijak. Semakin miris saya merasa ketika kemarin saya melihat berita di salah satu stasiun televisi yang memberitakan ibunda dari tersangka sampai bersujud dan menangis memohon ampun pada Bapak Presiden yang katanya pilihan rakyat itu. Apalagi MA (pemuda tukang sate) adalah tulang punggung bagi keluarganya, pastinya sang ibunda penahanan MA adalah satu beban hidup yang sangat berat baginya. Ini adalah salah satu kasus penahanan bullying presiden yang pernah saya lihat yang paling saya sesalkan. Saya memang belum melihat secara langsung gambar seperti apa yang telah ia unggah. Namun terlepas dari itu semua, bukankah sebelum presiden baru kita ini dilantik sudah banyak penghinaan juga yang dilontarkan pada presiden kita yang lama. Dan sejauh ini saya tidak melihat tindakan berlebihan yang dilakukan sampai terjadi penahanan seperti saat ini. 

Sebenarnya saya merasa kasian juga dengan para pemimpin kita yang selalu dihina dan dicaci sekeras apapun kerja yang mereka telah lakukan. Namun bukankah hal ini suatu hal yang biasa. Menyatukan keinginan ratusan juta manusia di Indonesia memang suatu hal yang tidak mudah. Kita doakan saja semoga para pemimpin kita sabar dan bijak menyikapi semua penghinaan dan kritikan yang dilontarkan padanya. Dan semoga presiden kita yang baru juga Tahan Bully :D
#iSam

Jumat, 24 Oktober 2014

Memilih Untuk Istiqomah

rois
Seorang manusia diciptakan Tuhan bersama takdir yang mengirinya berjalan mengakhiri tugas yang disematkan padanya dalam jangka waktu yang telah Tuhan tentukan. Ketika seorang manusia berjalan, dia bukannya tanpa hambatan bukan tanpa kesusahan. Manusia berjalan dan berproses dalam hidup diberikan Tuhan sebuah keistimewaan, yakni PILIHAN. Dia memilih untuk membangkang atau taat, memilih untuk terus mengingat-Nya atau bahkan mengacuhkan-Nya. 

Bagiku, memilih dalam hidup bukanlah suatu hal yang mudah. Terkadang kita sudah menentukan pilihan namun ditengah jalan, ada satu kebimbingan yang menghadang. Disini kita akan bertemu lagi dengan sebuah pilihan, memilih untuk istiqomah atau tidak. Sebuah ujian ataukah peringatan? Semoga Tuhan selalu membimbing kita untuk menentukan pilihan kita dan semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung (Aamiiin...). Dan saat ini aku memilih untuk fokus mencapai mimpiku, bukan mencapai yang lainnya apalagi tentang cinta seperti banyak pesan yang disampaikan ustadz Felix Siauw :D

#iSam

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Templatelib