Minggu, 04 Agustus 2013

Hembusan Beku Angin Selatan

rois
Menyusuri hembusan beku angin selatan. Tusukan es-es yang tertancap bertubi menyerang tubuh kecilku. Aku terus mencoba bertahan dan sesekali memegang erat dada ini. 

Sekelebat fikiranku berpaling pada kenangan masa lalu. Benar tak kusangka hatiku berbalik seperti ini. Dulu tak sedikitpun aku memikirkannya. Namun kini, hatiku sudah terlanjur terpaut dan terpaku rapi dengan berjuta peluh perjuangan. Memang benar manusia tak punya kuasa. Boleh kau benci saat ini, tapi jika Yang Kuasa menghendaki untuk kau cintai 2 jam setelah ini ? Apakah kau kuasa untuk menolaknya ? Apakah kau tetap dalam keukuh kepercayaanmu saat ini ? Tidak. Tidak. Tidak. Kau tak akan bisa. Sungguh benar setiap retakan tulang yang terbalut rapi dalam tubuh yang kau nistakan ini telah di atur dengan kebenaran yang haq. Tak ada kuasa sedikitpun kau terhadapnya. Ini cobaan, percayalah ini amanah. 

Sesekali aku pandang spion motor sahabat seniorku bergerak-gerak kecil mengikuti alur jalan yang berlubang dan bergelombang. Tubuh gempar yang gegap menembus beku angin selatan yang tak akan pernah kulupa untuk selamanya. Tak terasa sudah 1 tahun kita berjuang bersama dan aku sadari pengorbananmu sungguh menginspirasi. Tetap berjuang sahabat, tunggulah aku di puncak kesuksesan.
-R-

rois / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Templatelib